Ketika saya datang ke mini market saya tertarik
dengan satu jenis minuman kaleng dan tertarik untuk
membelinya .
Minuman nescafe latte namanya .
Sebelum membeli minuman tersebut terlebih dahulu saya
melihat composisi yang tercantum
dalam minuman kaleng tersebut .
composisi yang tercantum adalah sebagai berikut ,
air , gula ,susu bubuk skim , lenak susu , kopi bubuk
instan , pengatur keasaman , perisai susu dan vanila ,
pengelmusi nabati ,bubuk kakao .
composisi yang tertera seperti diatas menurut
saya composisinya tersebut tidak mengandung
zat kimia yang berbahaya bagi tubuh kita .
minuman kaleng ini bisa dikonsumsi untuk
setiap konsumen atau orang .
Awal mulanya saya saya melihat dan mulai
tertarik dengan nescafe latte saat saya
melihat iklannya di televisi .
Sanagt menarik perhatian saya untuk mencoba
dan membeli minuman kaleng nescafe latte .
Dan setelah saya mencobanya rasanya enak untuk
dikonsumsi .
Rasa minuman ini tidak membuat sakid tenggorokan .
pokoknya rasanya pass untuk dikonsumsi .
Apalagi jika saat saya mengerjakan tugas
kuliah minuman ini sangat menemani saya biar
tidak mengantuk karna didalam
composisi minuman ini terdapat bubuk kopi instan .
Saat saya melihat iklan nescafe latte ini ,
iklannya sangat menarik perhatian saya untuk membeli
produk ini .
Serta kemasannya yang simple untuk dilihat dan tidak berlebihan
sehinnga saya melihat produk minuman kaleng
nescafe latte terkesan eksklusif atau terkesan mahal .
Padahal harga minuman kaleng tersebut sekitar Rp.5800
dan masih bisa terjangkau oleh semua kalangan .
jika inovasi bagi produsen untuk
pengenalan produk agar lebih terlihat menarik
konsumen dapat melakukan tetap menjaga
kualitasnya , serta membuat gebrakan baru
seperti halnya menambah aneka jenis rasa ,
serta kemasan dibuat agar semenarik mungkin konsumen .
Jumat, 26 November 2010
Kamis, 21 Oktober 2010
royalitas saya terhadap produk shampo dove
saya anisa deviana salah satu
pelanggan setia shampo dove .
saya pengguna shampo dove dari
saya masih bersekolah samapi saya
masuk keperguruan tinggi seperti sekarang ,
walaupun banyak yang bilang
kepada saya kalau menggunakan
shampo dove warna hitam
pada rambut akan berkurang pada
setiap pemakaiannya .
tetapi saya tetep menggunakan
produk tersebut .
saya menyukai wangi yang
diberikan oleh shampo ini .
wangginya tahan lama dan terasa
lembut saat memegang rambut saya .
tetati akan terasa kering atau
kusam rambut saya jika
berada diruangan yang menggunakan Ac ,
padahal dalam kelebihan yang
saya baca produk ini berguna untuk
melembabkan rambut yang rusak .
tapi saya tidak merasakan hal sedemikian .
banyak teman teman saya menyarankan
saya mengganti produk shampo
yang lain agar memperoleh hasil yang
maksimal untuk rambut ,
kata orang rambut adalah mahkota seorang wanita
yang harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin .
saya sudah menggunakan produk lain asebelum
menggunakan sahmpo dove seperti
shampo pantene & shampo loreal tetapi yang
saya dapatkan malah rambut saya semakin
kusam & cepad kering jika sudah
tidak basah lagi .
dan akhirnya saya kembali menggunakan
sproduk shampo dove untuk merawat
jenis rambut yang rusak walaupun
rambut saya tidak terasa lembab .
saya menyuaki wangi harum
yang diberikan oleh shampo dove ,
wanginya tahan lama dan lembut .
sekian pengalam yang bisa
saya ceritakan atas royalitas
saya terhadap sebuah produk shampo dove .
pelanggan setia shampo dove .
saya pengguna shampo dove dari
saya masih bersekolah samapi saya
masuk keperguruan tinggi seperti sekarang ,
walaupun banyak yang bilang
kepada saya kalau menggunakan
shampo dove warna hitam
pada rambut akan berkurang pada
setiap pemakaiannya .
tetapi saya tetep menggunakan
produk tersebut .
saya menyukai wangi yang
diberikan oleh shampo ini .
wangginya tahan lama dan terasa
lembut saat memegang rambut saya .
tetati akan terasa kering atau
kusam rambut saya jika
berada diruangan yang menggunakan Ac ,
padahal dalam kelebihan yang
saya baca produk ini berguna untuk
melembabkan rambut yang rusak .
tapi saya tidak merasakan hal sedemikian .
banyak teman teman saya menyarankan
saya mengganti produk shampo
yang lain agar memperoleh hasil yang
maksimal untuk rambut ,
kata orang rambut adalah mahkota seorang wanita
yang harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin .
saya sudah menggunakan produk lain asebelum
menggunakan sahmpo dove seperti
shampo pantene & shampo loreal tetapi yang
saya dapatkan malah rambut saya semakin
kusam & cepad kering jika sudah
tidak basah lagi .
dan akhirnya saya kembali menggunakan
sproduk shampo dove untuk merawat
jenis rambut yang rusak walaupun
rambut saya tidak terasa lembab .
saya menyuaki wangi harum
yang diberikan oleh shampo dove ,
wanginya tahan lama dan lembut .
sekian pengalam yang bisa
saya ceritakan atas royalitas
saya terhadap sebuah produk shampo dove .
Rabu, 21 April 2010
DIMANA PAHLAWAN KINI
DIMANA PAHLAWAN KINI
JASA MU TLAH,
TERUKIR INDAH
JASA MU TLAH,
SATUKAN NEGERI INI
JASA MU TLAH,
MELEGENDA
KINI KAMI,
JATUH
KINI KAMI,
KELAPARAN
KINI KAMI,
TERPURUK
KINI KAMI,
TAK PUNYA APA – APA
KEMBALILAH WAHAI PAHLAWAN
BAWA NEGERI KAMI
MEMIMPIN DUNIA LAGI
ANISA DEVIYANA
JASA MU TLAH,
TERUKIR INDAH
JASA MU TLAH,
SATUKAN NEGERI INI
JASA MU TLAH,
MELEGENDA
KINI KAMI,
JATUH
KINI KAMI,
KELAPARAN
KINI KAMI,
TERPURUK
KINI KAMI,
TAK PUNYA APA – APA
KEMBALILAH WAHAI PAHLAWAN
BAWA NEGERI KAMI
MEMIMPIN DUNIA LAGI
ANISA DEVIYANA
PERJANJIAN DI NEGARA PERBATASAN
Nama : Anisa Deviyana
Kelas : 2ea05
Npm : 10208147
PERJANJIAN DI NEGARA PERBATASAN
No Subjek/Judul Perjanjian Negara Pihak Tempat/tanggal penandatangan Status Pemberlakuan/ Ratifikasi
1. Persetujuan. Garis Batas
Landas Kontinen
Malaysia Kuala Lumpur,
27-10-1969 Keppres No. 89 Tahun 1969
(05-11-1969).
2. Perjanjian. Garis Batas Laut Wilayah.
Malaysia Kuala Lumpur
17-03-1970 UU No. 2 Tahun 1971.
(10-03-1971)
3. Persetujuan. Garis Batas Dasar Laut Tertentu (LK)
Australia Canberra
18-05-1971 Keppres No: 42 Tahun 1971
(01-07-1971)
4. Persetujuan. Batas Landas Kontinen
Thailand Bangkok
17-12-1971 Keppres No: 21 Tahun 1972
(11-03-1972)
5. Persetujuan. Batas Landas Kontinen
Trilateral
Malaysia dan Thailand Kuala Lumpur
21-12-1971 Keppres No: 20 Tahun 1972
(11-03-1972)
6. Persetujuan. Batas-Batas Laut Tertentu (LK) Tambahan Persetujuan 1971
Australia Jakarta
9-10-1972 Keppres No. 66 Tahun 1972
(04-12-1972)
7. Perjanjian. Garis Batas Laut Wilayah.
Singapura Jakarta
25-05-1973 UU No. 7 Tahun 1973
(08-12-1973)
8. Perjanjian. Garis Batas Dasar Laut Tertentu
(versi Inggris)
Australia
(protektor PNG) Jakarta
12-02-1973 UU No: 6 Tahun 1973.
(08-12-1973)
9. Persetujuan. Garis Batas Landas Kontinen
India Jakarta
08-08-1974 Keppres No: 51 Tahun 1974
(25-09-1974)
10. Persetujuan. Garis Batas Dasar Laut.
Thailand Jakarta
11-12-1975 Keppres No. 1 Tahun 1977
(31-01-1977)
11. Persetujuan. Perpanjangan Batas Landas Kontinen 1974
India New Delhi
14-01-1977 Keppres No. 26 Tahun 1977
(04-04-1977)
12. Persetujuan. Penetapan Titik Pertemuan Tiga Garis Batas & Penetapan Garis Batas Landas Kontinen
(Trilateral)
Thailand dan India New Delhi
22-06-1978 Keppres No. 24 Tahun 1978
(16-08-1978)
13. Persetujuan. Batas-batas maritim dan kerjasama bidang terkait.
PNG Jakarta
13-12-1980 Keppres No. 21/1982
14. Nota Kesepahaman. Garis Sementara Penginderaan Perikanan, Penegakan Hukum Australia Jakarta,
April 1981 Tidak memerlukan ratifikasi.
15. Persetujuan. Garis Batas ZEE dan Dasar Laut Tertentu
Australia Canberra
16-03-1997 Belum berlaku karena masih belum diratifikasi.
16. Persetujuan. Garis Batas Landas Kontinen Vietnam Hanoi
26-06-2003 Belum berlaku karena masih belum diratifikasi.
SUMBER : DIREKTORAT PERJANJIAN POLKAMWIL, DEPLU (2003)
Kelas : 2ea05
Npm : 10208147
PERJANJIAN DI NEGARA PERBATASAN
No Subjek/Judul Perjanjian Negara Pihak Tempat/tanggal penandatangan Status Pemberlakuan/ Ratifikasi
1. Persetujuan. Garis Batas
Landas Kontinen
Malaysia Kuala Lumpur,
27-10-1969 Keppres No. 89 Tahun 1969
(05-11-1969).
2. Perjanjian. Garis Batas Laut Wilayah.
Malaysia Kuala Lumpur
17-03-1970 UU No. 2 Tahun 1971.
(10-03-1971)
3. Persetujuan. Garis Batas Dasar Laut Tertentu (LK)
Australia Canberra
18-05-1971 Keppres No: 42 Tahun 1971
(01-07-1971)
4. Persetujuan. Batas Landas Kontinen
Thailand Bangkok
17-12-1971 Keppres No: 21 Tahun 1972
(11-03-1972)
5. Persetujuan. Batas Landas Kontinen
Trilateral
Malaysia dan Thailand Kuala Lumpur
21-12-1971 Keppres No: 20 Tahun 1972
(11-03-1972)
6. Persetujuan. Batas-Batas Laut Tertentu (LK) Tambahan Persetujuan 1971
Australia Jakarta
9-10-1972 Keppres No. 66 Tahun 1972
(04-12-1972)
7. Perjanjian. Garis Batas Laut Wilayah.
Singapura Jakarta
25-05-1973 UU No. 7 Tahun 1973
(08-12-1973)
8. Perjanjian. Garis Batas Dasar Laut Tertentu
(versi Inggris)
Australia
(protektor PNG) Jakarta
12-02-1973 UU No: 6 Tahun 1973.
(08-12-1973)
9. Persetujuan. Garis Batas Landas Kontinen
India Jakarta
08-08-1974 Keppres No: 51 Tahun 1974
(25-09-1974)
10. Persetujuan. Garis Batas Dasar Laut.
Thailand Jakarta
11-12-1975 Keppres No. 1 Tahun 1977
(31-01-1977)
11. Persetujuan. Perpanjangan Batas Landas Kontinen 1974
India New Delhi
14-01-1977 Keppres No. 26 Tahun 1977
(04-04-1977)
12. Persetujuan. Penetapan Titik Pertemuan Tiga Garis Batas & Penetapan Garis Batas Landas Kontinen
(Trilateral)
Thailand dan India New Delhi
22-06-1978 Keppres No. 24 Tahun 1978
(16-08-1978)
13. Persetujuan. Batas-batas maritim dan kerjasama bidang terkait.
PNG Jakarta
13-12-1980 Keppres No. 21/1982
14. Nota Kesepahaman. Garis Sementara Penginderaan Perikanan, Penegakan Hukum Australia Jakarta,
April 1981 Tidak memerlukan ratifikasi.
15. Persetujuan. Garis Batas ZEE dan Dasar Laut Tertentu
Australia Canberra
16-03-1997 Belum berlaku karena masih belum diratifikasi.
16. Persetujuan. Garis Batas Landas Kontinen Vietnam Hanoi
26-06-2003 Belum berlaku karena masih belum diratifikasi.
SUMBER : DIREKTORAT PERJANJIAN POLKAMWIL, DEPLU (2003)
PERSOALAN - PERSOALAN DI NEGARA PERBATASAN
Nama : Anisa Deviyana
Kelas : 2ea05
Npm : 10208147
PERSOALAN – PERSOALAN DI NEGARA PERBATASAN
INDONESIA merupakan sebuah Negara kepulauan,karna Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang menyebabkan banyak pulau – pulau terluar di INDONESIA tidak terjamah lagi. Hal ini sangat kita sayangkan bila kita melihat perjungan para Pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya untuk kesatuan NKRI terlihat percuma pada masa sekarang ini. Banyak pulau – pulau terluar di Negara ini ahirnya di eksploitasi oleh Negara tetangga kita,mereka mengambil segala kekayaan alam yang ada di pulau – pulau terluar di INDONESIA. Cukup megenaskan bila kita membuka mata kita akhir – akhir ini tuk melihat beberapa pulau yang ada di perbatasan dengan mudahnya menjadi asset kekayaan Negara lain. Dengan ini saya ingin mengemukakan masalah – masalah apa saja yang dapat timbul di perbatasan,yaitu :
• Dapat merusak kedaulatan Negara.
• Kesejahteraan sosial ekonomi masyarakatnya menurun.
• Mempengaruhi kegiatan antar perbatasan.
• Memperbesar sekala keamanan di tiap perbatasan hingga dapat menyebabkan
suatu peperangan.
Demkian hal – hal yang dapat saya utarakan mengenai persoalan – persoalan yang ada di Negara perbatasan.
Kelas : 2ea05
Npm : 10208147
PERSOALAN – PERSOALAN DI NEGARA PERBATASAN
INDONESIA merupakan sebuah Negara kepulauan,karna Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang menyebabkan banyak pulau – pulau terluar di INDONESIA tidak terjamah lagi. Hal ini sangat kita sayangkan bila kita melihat perjungan para Pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya untuk kesatuan NKRI terlihat percuma pada masa sekarang ini. Banyak pulau – pulau terluar di Negara ini ahirnya di eksploitasi oleh Negara tetangga kita,mereka mengambil segala kekayaan alam yang ada di pulau – pulau terluar di INDONESIA. Cukup megenaskan bila kita membuka mata kita akhir – akhir ini tuk melihat beberapa pulau yang ada di perbatasan dengan mudahnya menjadi asset kekayaan Negara lain. Dengan ini saya ingin mengemukakan masalah – masalah apa saja yang dapat timbul di perbatasan,yaitu :
• Dapat merusak kedaulatan Negara.
• Kesejahteraan sosial ekonomi masyarakatnya menurun.
• Mempengaruhi kegiatan antar perbatasan.
• Memperbesar sekala keamanan di tiap perbatasan hingga dapat menyebabkan
suatu peperangan.
Demkian hal – hal yang dapat saya utarakan mengenai persoalan – persoalan yang ada di Negara perbatasan.
Senin, 01 Maret 2010
mengartikan hadirmu,untuk ku
Mengartikan Dirimu,Untukku
Hadirmu untuk ku,
Adalah kebahagiaan ku
Perhatian mu untuk ku,
Adalah kegembiraan untuk ku
Kasih mu,
Senantiasa menghangatkan relung hati ku
Tetapi sungguh dengan Cinta mu,
Aku kini bisa tersenyum,
Aku kini bisa bernafas,
Aku kini bisa bermimpi,
Aku kini bisa berharap,
Dan berdoa,
Dan jangan pernah kau pergi wahai,
Separuh hatiku
Minggu, 21 Februari 2010
kebudayaan daerah BETAWI
KEBUDAYAAN BETAWI
Asal usul:
Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa.
Istilah Betawi
Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa MelayuKreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu nama kuno Jakarta yang diberikan oleh Belanda.
Sejarah
Diawali oleh orang Sunda (mayoritas), sebelum abad ke-16 dan masuk ke dalam Kerajaan Tarumanegara serta kemudian Pakuan Pajajaran. Selain orang Sunda, terdapat pula pedagang dan pelaut asing dari pesisir utara Jawa, dari berbagai pulau Indonesia Timur, dari Malaka di semenanjung Malaya, bahkan dari Tiongkok serta Gujarat di India.
Antropolog Universitas Indonesia, Dr. Yasmine Zaki Shahab, MA memperkirakan, etnis Betawi baru terbentuk sekitar seabad lalu, antara tahun 1815-1893. Perkiraan ini didasarkan atas studi sejarah demografi penduduk Jakarta yang dirintis sejarawan Australia, Lance Castle. Di zaman kolonial Belanda, pemerintah selalu melakukan sensus, yang dibuat berdasarkan bangsa atau golongan etnisnya. Dalam data sensus penduduk Jakarta tahun 1615 dan 1815, terdapat penduduk dari berbagai golongan etnis, tetapi tidak ada catatan mengenai golongan etnis Betawi.
Rumah Bugis di bagian utara Jl. Mangga Dua di daerah kampung Bugis yang dimulai pada tahun 1690. Pada awal abad ke 20 ini masih terdapat beberapa rumah seperti ini di daerah Kota. Hasil sensus tahun 1893 menunjukkan hilangnya sejumlah golongan etnis yang sebelumnya ada. Misalnya saja orang Arab dan Moor, orang Jawa dan Sunda, orang Sulawesi Selatan, orang Sumbawa, orang Ambon dan Banda, dan orang Melayu.
Suku Betawi
Pada tahun 1930, kategori orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai kategori baru dalam data sensus tahun tersebut. Jumlah orang Betawi sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi mayoritas penduduk Batavia waktu itu.
Antropolog Universitas Indonesia lainnya, Prof Dr Parsudi Suparlan menyatakan, kesadaran sebagai orang Betawi pada awal pembentukan kelompok etnis itu juga belum mengakar. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.
Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas, yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni Thamrin, tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Baru pada waktu itu pula segenap orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang Betawi.
Ada juga yang berpendapat bahwa orang Betawi tidak hanya mencakup masyarakat campuran dalam benteng Batavia yang dibangun oleh Belanda tapi juga mencakup penduduk di luar benteng tersebut yang disebut masyarakat proto Betawi. Penduduk lokal di luar benteng Batavia tersebut sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional. Hal ini terjadi karena pada abad ke-6, kerajaan Sriwijaya menyerang pusat kerajaan Tarumanagara yang terletak di bagian utara Jakarta sehingga pengaruh bahasa Melayu sangat kuat disini.
Selain itu, perjanjian antara Surawisesa (raja Kerajaan Sunda) dengan bangsa Portugis pada tahun 1512 yang membolehkan Portugis untuk membangun suatu komunitas di Sunda Kalapa mengakibatkan perkawinan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis yang menurunkan darah campuran Portugis. Dari komunitas ini lahir musik keroncong.
Setelah kemerdekaan
Sejak akhir abad yang lalu dan khususnya setelah kemerdekaan (1945), Jakarta dibanjiri imigran dari seluruh Indonesia, sehingga orang Betawi — dalam arti apapun juga — tinggal sebagai minoritas. Pada tahun 1961, 'suku' Betawi mencakup kurang lebih 22,9 persen dari antara 2,9 juta penduduk Jakarta pada waktu itu. Mereka semakin terdesak ke pinggiran, bahkan ramai-ramai digusur dan tergusur ke luar Jakarta. Walaupun sebetulnya, ’suku’ Betawi tidaklah pernah tergusur atau digusur dari Jakarta, karena proses asimilasi dari berbagai suku yang ada di Indonesia hingga kini terus berlangsung dan melalui proses panjang itu pulalah ’suku’ Betawi hadir di bumi Nusantara.
Bahasa
Sifat campur-aduk dalam dialekBetawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[1] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.
Seni dan kebudayaan
Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, RebanaTanjidor dan Keroncong.
Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tiongkok, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an.
Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.
Kepercayaan
Orang Betawi sebagian besar menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katholik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Profesi
Di Jakarta, orang Betawi sebelum era pembangunan orde baru, terbagi atas beberapa profesi menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing. Semisal di kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum dilakoni oleh warga Kemanggisan.
Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Kampung Kemandoran di mana tanah tidak sesubur Kemanggisan. Mandor, bek, jagoan silat banyak di jumpai disana semisal Ji'ih teman seperjuangan Pitung dari Rawabelong. Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak zaman Belanda dulu, meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.
Warga Tebet aslinya adalah orang-orang Betawi gusuran Senayan, karena saat itu Ganefonya Bung Karno menyebabkan warga Betawi eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini. Karena asal-muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi masing-masing kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan etnis dan bauran etnis dasar masing-masing.
Perilaku dan sifat
Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb, dan Fauzi Bowo yang menjadi Gubernur Jakarta saat ini .
Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain Jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. orang betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat betawi sangat menghargai pluralisme. hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat betawi dan pendatang dari luar Jakarta.
Orang betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). namun tetap ada optimisme dari masyarakat betawi generasi mendatang yang justreu akan menopang modernisasi tersebut.
Tokoh Betawi
• Muhammad Husni Thamrin - pahlawan nasional
• Ismail Marzuki - pahlawan nasional, seniman
• Ridwan Saidi - budayawan, politisi
• Bokir - seniman lenong
• Nasir - seniman lenong
• Benyamin Sueb - artis
• Nazar Ali - artis
• Mandra - artis
• Omaswati - artis
• Mastur - artis
• Mat Solar - artis
• Fauzi Bowo - pejabat pemerintahan
• K.H. Noerali - pahlawan nasional, ulama
• SM Ardan - sastrawan
• Mahbub Djunaidi - sastrawan
• Firman Muntaco - sastrawan
CONTOH GAMBAR KHAS BETAWI :
· Pakaian adat BETAWI
Rumah adat BETAWI
·
Makanan khas BETAWI
DAFTAR PUSTAKA :
· http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi
Asal usul:
Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa.
Istilah Betawi
Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa MelayuKreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu nama kuno Jakarta yang diberikan oleh Belanda.
Sejarah
Diawali oleh orang Sunda (mayoritas), sebelum abad ke-16 dan masuk ke dalam Kerajaan Tarumanegara serta kemudian Pakuan Pajajaran. Selain orang Sunda, terdapat pula pedagang dan pelaut asing dari pesisir utara Jawa, dari berbagai pulau Indonesia Timur, dari Malaka di semenanjung Malaya, bahkan dari Tiongkok serta Gujarat di India.
Antropolog Universitas Indonesia, Dr. Yasmine Zaki Shahab, MA memperkirakan, etnis Betawi baru terbentuk sekitar seabad lalu, antara tahun 1815-1893. Perkiraan ini didasarkan atas studi sejarah demografi penduduk Jakarta yang dirintis sejarawan Australia, Lance Castle. Di zaman kolonial Belanda, pemerintah selalu melakukan sensus, yang dibuat berdasarkan bangsa atau golongan etnisnya. Dalam data sensus penduduk Jakarta tahun 1615 dan 1815, terdapat penduduk dari berbagai golongan etnis, tetapi tidak ada catatan mengenai golongan etnis Betawi.
Rumah Bugis di bagian utara Jl. Mangga Dua di daerah kampung Bugis yang dimulai pada tahun 1690. Pada awal abad ke 20 ini masih terdapat beberapa rumah seperti ini di daerah Kota. Hasil sensus tahun 1893 menunjukkan hilangnya sejumlah golongan etnis yang sebelumnya ada. Misalnya saja orang Arab dan Moor, orang Jawa dan Sunda, orang Sulawesi Selatan, orang Sumbawa, orang Ambon dan Banda, dan orang Melayu.
Suku Betawi
Pada tahun 1930, kategori orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai kategori baru dalam data sensus tahun tersebut. Jumlah orang Betawi sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi mayoritas penduduk Batavia waktu itu.
Antropolog Universitas Indonesia lainnya, Prof Dr Parsudi Suparlan menyatakan, kesadaran sebagai orang Betawi pada awal pembentukan kelompok etnis itu juga belum mengakar. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.
Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas, yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni Thamrin, tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Baru pada waktu itu pula segenap orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang Betawi.
Ada juga yang berpendapat bahwa orang Betawi tidak hanya mencakup masyarakat campuran dalam benteng Batavia yang dibangun oleh Belanda tapi juga mencakup penduduk di luar benteng tersebut yang disebut masyarakat proto Betawi. Penduduk lokal di luar benteng Batavia tersebut sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional. Hal ini terjadi karena pada abad ke-6, kerajaan Sriwijaya menyerang pusat kerajaan Tarumanagara yang terletak di bagian utara Jakarta sehingga pengaruh bahasa Melayu sangat kuat disini.
Selain itu, perjanjian antara Surawisesa (raja Kerajaan Sunda) dengan bangsa Portugis pada tahun 1512 yang membolehkan Portugis untuk membangun suatu komunitas di Sunda Kalapa mengakibatkan perkawinan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis yang menurunkan darah campuran Portugis. Dari komunitas ini lahir musik keroncong.
Setelah kemerdekaan
Sejak akhir abad yang lalu dan khususnya setelah kemerdekaan (1945), Jakarta dibanjiri imigran dari seluruh Indonesia, sehingga orang Betawi — dalam arti apapun juga — tinggal sebagai minoritas. Pada tahun 1961, 'suku' Betawi mencakup kurang lebih 22,9 persen dari antara 2,9 juta penduduk Jakarta pada waktu itu. Mereka semakin terdesak ke pinggiran, bahkan ramai-ramai digusur dan tergusur ke luar Jakarta. Walaupun sebetulnya, ’suku’ Betawi tidaklah pernah tergusur atau digusur dari Jakarta, karena proses asimilasi dari berbagai suku yang ada di Indonesia hingga kini terus berlangsung dan melalui proses panjang itu pulalah ’suku’ Betawi hadir di bumi Nusantara.
Bahasa
Sifat campur-aduk dalam dialekBetawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[1] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.
Seni dan kebudayaan
Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, RebanaTanjidor dan Keroncong.
Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tiongkok, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an.
Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.
Kepercayaan
Orang Betawi sebagian besar menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katholik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Profesi
Di Jakarta, orang Betawi sebelum era pembangunan orde baru, terbagi atas beberapa profesi menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing. Semisal di kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum dilakoni oleh warga Kemanggisan.
Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Kampung Kemandoran di mana tanah tidak sesubur Kemanggisan. Mandor, bek, jagoan silat banyak di jumpai disana semisal Ji'ih teman seperjuangan Pitung dari Rawabelong. Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak zaman Belanda dulu, meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.
Warga Tebet aslinya adalah orang-orang Betawi gusuran Senayan, karena saat itu Ganefonya Bung Karno menyebabkan warga Betawi eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini. Karena asal-muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi masing-masing kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan etnis dan bauran etnis dasar masing-masing.
Perilaku dan sifat
Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb, dan Fauzi Bowo yang menjadi Gubernur Jakarta saat ini .
Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain Jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. orang betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat betawi sangat menghargai pluralisme. hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat betawi dan pendatang dari luar Jakarta.
Orang betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). namun tetap ada optimisme dari masyarakat betawi generasi mendatang yang justreu akan menopang modernisasi tersebut.
Tokoh Betawi
• Muhammad Husni Thamrin - pahlawan nasional
• Ismail Marzuki - pahlawan nasional, seniman
• Ridwan Saidi - budayawan, politisi
• Bokir - seniman lenong
• Nasir - seniman lenong
• Benyamin Sueb - artis
• Nazar Ali - artis
• Mandra - artis
• Omaswati - artis
• Mastur - artis
• Mat Solar - artis
• Fauzi Bowo - pejabat pemerintahan
• K.H. Noerali - pahlawan nasional, ulama
• SM Ardan - sastrawan
• Mahbub Djunaidi - sastrawan
• Firman Muntaco - sastrawan
CONTOH GAMBAR KHAS BETAWI :
· Pakaian adat BETAWI
Rumah adat BETAWI
·
Makanan khas BETAWI
DAFTAR PUSTAKA :
· http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi
Minggu, 14 Februari 2010
Saya Bangga Menjadi Bangsa Indonesia
Saya bangga menjadi bangsa indonesia karna saya merasa
negara ini banyak memiliki banyak keaneka ragaman dalam
bidang budaya , agama , dan adat istiadat yang patut dilestarikan .
kebudayaan diindonesia ini banyak sekali yang menarik .
tetapi sangat disayangkan kita sebagai warga negara indonesia kurang memperhatikannya .
sampai sampai negara tetangga pun mengakui kebudayaan bangsa indonesia sebagai kebudayaan mereka .
itu karana kurangnya kesadaran kita sebagai bangsa indonesia untuk memperhatikan kebudayaan kita .
Seandainya kita sadar akan pentingnya kebudayaan yg harus kita lestarikan pasti negara tetangga tidak akan ada yang berani untuk mengakui kebudayan kita .
kenapa harus menunggu negara tetangga mengakui kabudayaan kita baru kita sadar akan pentingnya kebudayaan patut dilestarikan .
itu tandanya kurangnya kesadaran kita sebagai bangsa indonesia .
keanekaragaman bangsa indonesia dalam bidang religi juga memiliki arti tersendiri .
seandainya bangsa indonesia menyadari hal tersebut sangatlah menarik untuk dipelajari bukan untuk dijauhi karna adanya perbedaan .
kenapa setiap umat antar agama harus adanya perselisihan dalam berpendapat .
seandainya mereka menyadari arti dari perbedaan itu adalah sesuatu keunikan tersendiri yang belum tentu kita jumpai dalam hal apa pun .
di indonesia ada 5 agama yang diakui keberadaanya .
setiap masing masing agama memiliki keunikan tersendiri dalam beribadah .
saya tertarik akan perbedaan itu .
karna kita dapat mempelajari perbedaan itu dan kita dapat mennghormati umat beragama lainnya .
sekian kebanggaan saya menjadi bangsa indonesia .
negara ini banyak memiliki banyak keaneka ragaman dalam
bidang budaya , agama , dan adat istiadat yang patut dilestarikan .
kebudayaan diindonesia ini banyak sekali yang menarik .
tetapi sangat disayangkan kita sebagai warga negara indonesia kurang memperhatikannya .
sampai sampai negara tetangga pun mengakui kebudayaan bangsa indonesia sebagai kebudayaan mereka .
itu karana kurangnya kesadaran kita sebagai bangsa indonesia untuk memperhatikan kebudayaan kita .
Seandainya kita sadar akan pentingnya kebudayaan yg harus kita lestarikan pasti negara tetangga tidak akan ada yang berani untuk mengakui kebudayan kita .
kenapa harus menunggu negara tetangga mengakui kabudayaan kita baru kita sadar akan pentingnya kebudayaan patut dilestarikan .
itu tandanya kurangnya kesadaran kita sebagai bangsa indonesia .
keanekaragaman bangsa indonesia dalam bidang religi juga memiliki arti tersendiri .
seandainya bangsa indonesia menyadari hal tersebut sangatlah menarik untuk dipelajari bukan untuk dijauhi karna adanya perbedaan .
kenapa setiap umat antar agama harus adanya perselisihan dalam berpendapat .
seandainya mereka menyadari arti dari perbedaan itu adalah sesuatu keunikan tersendiri yang belum tentu kita jumpai dalam hal apa pun .
di indonesia ada 5 agama yang diakui keberadaanya .
setiap masing masing agama memiliki keunikan tersendiri dalam beribadah .
saya tertarik akan perbedaan itu .
karna kita dapat mempelajari perbedaan itu dan kita dapat mennghormati umat beragama lainnya .
sekian kebanggaan saya menjadi bangsa indonesia .
Senin, 11 Januari 2010
Langganan:
Postingan (Atom)